TINTAHITAMNEWS.COM, SEMARANG – Maraknya aksi remaja yang hobi tawuran dengan menggunakan sajam membuat masyarakat merasa takut saat malam hendak keluar rumah.
Menanggapi keterangan Kapolrestabes Semarang saat konfrensi Pers menyebutkan ada pendana dari bandar judi online untuk pelaku tawuran, Pemimpin Redaksi dan Koordinator Wilayah Jawa tengah media tintahitamnews.com saat ngopi bersama menyampaikan ” ” Maraknya tawuran dengan menggunakan senjata tajam membuat resah Masyarakat, kami semua was was apabila ada anak- anak muda yang bergerombol saat malam hari. Ditambah beberapa orang yang sudah menjadi korban tawuran, tentu hal ini tidak dapat dibiarkan berlarut larut agar masyarakat mendapatkan hak nya untuk hidup dengan tenang.,” ucap Pimpinan Redaksi tintahitamnews.com M .Rohadi saat ngopi bersama Korwil Jateng tintahitamnews.com Roger.
“Kita harua terus membantu dan mendorong Kapolrestabes Semarang untuk menuntaskan masalah tersebut, informasi sekecil apapun dari masyarakat harus kita terima termasuk meminimalisir penjualan miras,” ucap Roger.
Ironisnya lagi, demi kepentingan politis, para bandar judi online tega merenggut nyawa para pemuda harapan bangsa.
Fakta di lapangan yang menjadi korban tawuran massal yang diduga didanai oleh bandar-bandar judi itu bukan hanya anak-anak yang sudah rusak mental dan jiwanya, tetapi juga orang-orang tak berdosa yang tak ada kaitannya dengan bisnis haram itu.
Masyarakat yang karena kebetulan berada di wilayah pertarungan, kerap menjadi korban kebiadapan para kreak tersebut.
Sebagai informasi bahwa, Kapolrestabes Kota Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar dalam keterangan persnya menyatakan, ada dugaan, maraknya tawuran belakangan ini ternyata dibiayai oleh bandar-bandar judi online.
“Kurang lebih terima 5-8 juta perbulan. Kemudian aksi tawuran dilakukan kira-kira mengalihkan pengamanan pilkada. Mereka juga diminta kompensasi untuk memposting judi online di akun-akun gangster di Kota Semarang,” jelas Irwan kepada pers di Polrestabes Semarang belum lama ini.
Uang tersebut dipergunakan oleh para pelaku untuk membeli minuman keras, menyewa villa dan membeli peralatan tawuran.
“Dana digunakan untuk pengobatan saat tawuran, antara lain yang duel di Jl. Dr Cipto. Kemudian meeting, rekreasi, sewa villa, beli atribut kelompok dan beli miras,”ujar Irwan.
Aliran dana tersebut, kata Irwan, terungkap setelah pihak kepolisian menemukan banyak kejanggalan terhadap maraknya aksi tawuran, hingga pengerahan anak SMK pada aksi demo mahasiswa beberapa waktu lalu.
“Peristiwa-peristiwa itu sudah dicermati, diskema dan sudah mapping dan semua dilakukan, kami duga untuk mengalihkan fokus keamanan untuk pilkada,” jelas Kapolrestabes Semarang ini.
Dalam pengembangan kasus tawuran, tambah Irwan, ditemukan tiga orang admin medsos dari gangster yang terafiliasi dengan judi online.
Mereka adalah Muhammad Iqbal Samudra (22 tahun), warga Bandarharjo, Semarang, Muhammad Alfin Harir (19) warga Bangetayu Wetan dan Sandy Wisnu Agusta (23) warga Pringgodani Semarang.
“Ditemukan adanya pembiayaan beberapa gangster oleh situs judi online. Situs-situs bekerja sama dengan tersangka Iqbal. Melalui Iqbal mengalir pembiayaan ke beberapa gangster, diantaranya gangster Alstar, Young_street_404, Teamdadakan dan Teammasok,” jelasnya.
Selain aksi tawuran, pengerahan pelajar SMK juga dilakukan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh belum lama ini.
Siswa yang ikut ternyata banyak dari luar Kota Semarang. Ada dari Demak, Ungaran dan Grobogan, serta kota-kota lainnya.
“Tidak mungkin serentak bersama lakukan kegiatan jika tidak terstruktur,” ungkapnya.
Dia menduga ada pihak yang ingin merusak keamanan dan kondusivitas jelang pilkada.
RED